F I L S A F A T I L M U
(Penyelesaian soal-soal hal.:127-138)
O L E H ;
WILFEBRI OSWALDUS WIKO
N I M :
1282041052
KELAS :
C
FAKULTAS SENI DAN DESAINUNIVERSITAS
NEGERI MAKASSAR
2013
BAB I; RUANG LINGKUP FILSAFAT ILMU
1. Pengertian
filsafat
Filsafat
dalam Bahasa Inggris, yaitu philosophy,
adapun istilah filsafat berasal dari bahasa yunani, philosophia, yang terdiri atas dua kata : philos (cinta) atau
philia (persahabatan, tertarik kepada) dan shopia
(hikmah, kebijaksanaan, pengetahuan, keterampilan, pengalama praktis,
inteligensi). Jadi secara etimologi, filsafat berarti cinta kebijaksanaan atau
kebenaran. Plato menyebutkan Socrates sebagai philosophos (filosof) dalam
pengertian pencinta kebijaksanaan. Kata falsafah merupakan arabisasi yang
berarti pencarian yang dilakukan oleh para filosof. Dalam KBBI,kata filsafat
menunjukan pengertian yang dimaksud, yaitu pengetahuan dan penyelidikan dengan
akal budii mengenai hakikat segala yang ada, sebab asal dan hukumnya.
2. Perbedaan
filsafat teoretis dengan filsafat praktis;
Filsafat
teoretis mencakup: a) Ilmu pengetahuan Alam, seperti : fisika, biologi, ilmu
pertambangan, dan astronomi, b) Ilmu eksakta dam Matematika, c) Ilmu tentang
Ketuhanan dan metafisika. Sedangkan Filsafat Praktis mencakup; a) norma-norma
(akhlak),b) urusan rumah Tangga, c) sosila dan politik.
3. Tiga
tipe manusia menurut pythagorasi;
Ø Mereka
yang mencntai kesenangan
Ø Mereka
yang mencintai kegiatan
Ø Mereka
yang mencintai Kebijaksanaan
4. Pengertian
Filsafat menurut para Ahli;
Ø Deng
Fung Yu Lan, seorang filosof dari dunia Timur, mendefenisikan Filsafat adalah
pikirann yang sistematis dan refleksi tentang hidup.
Ø Harun
Nasution mengatakan bahwa filsafat adalah berpikir menurut tata tertib (logika)
dengan bebas (tidak terikat pada tradisi, dogma, dan agama) dan dengan
sedalam-dalamnya sehingga sampai ke dasar-dasar persoalan.
Ø Sidi
Gazalba filsafat adalah berpikir secara mendalam, sistematik, radikal, dan
universal dalam rangka mencari kebenaran, inti atau hakikat mengenai segala
sesuatu yang ada.
5. Tujuan
dan Fungsi filsafat menurut para Ahli;
Ø Harlod
H. Titus, filsafat adalah suatu usaha memahami alam semesta, maknanya dan
nilainya. Apabila tujuan ilmu adalah control, dan tujuan seni adalah
kreatifitas, kesempurnaan, bentuk keindahan komuniksi dan ekspresi, maka tujuan
filsafat adalah pengertian dan kebijaksanaan.
Ø Oemar
A. Hoesin mengatakan : Ilmu memberi kepada kita pengetahuan, dan filsafat
memberikan hikmah. Filsafat memberikan kepusan kepada keinginan manusia akan
pengetahuan yang tersusun dengan tertib, akan kebenaran.
Ø Radhakrishnan
: Fungsi filsafat adalah kreatif, menetapkan nilai, menetapkan tujuan,
menentukan arah dan menuntun pada jalan baru. Filsafat tidak ada artinya sama
sekali apabila tidak universal, baik dalam ruang lingkupnya maupun dalam
semangatnya.
6. Perbedaan
objek material dengan objek formal dari ilmu;
Objek
material adalah sesuatu yang dijadikan
sasaran penyelidikan , seperti tubuh manusia adalah objek material ilmu
kedokteran. Sedangkan objek formalnya adalah metode untuk memahami objek
material tersebut, seperti pendekatan induktif dan deduktif.
7. Filsafat
disebut sebagai induk Ilmu
Sebab
dari filsafatlah Ilmu-ilmu modern dan kontemporer berkembang, sehingga manusia
dapat menikmati ilmu dan sekaligus buahnya, yaitu teknologi.
8. Ciri
utama ilmu secara terminology;
Ø Ilmu
adalah sebagian pengetahuan bersifat koheren, empiris, sistematis, dapat
diukur, dan dibuktikan. Berbeda dengan iman yaitu pengetahuan didasarkan atas
keyakinan kepada yang gaib dan penghayatan serta pengalaman pribadi.
Ø Berbeda
dengan pengetahuan, ilmu tidak pernah mengartikan kepingan pengetahuan satu
putusan tersendiri, sebaliknya ilmu menandakan seluruh kesatuan ide yang
mengacu ke objek yang sama dan saling berkaitan secara logis.
Ø Ilmu
tidak memerlukan kepastian lengkap berkenaan dengan masing-masing penalaran
perorangan, sebab ilmu dapat memuat di dalamnya dirinya sendiri
hipotesis-hipotesis dan teori-teori yang belum sepenuhnya dimantapkan.
9. Defenisi
ilmu menurut para ahli;
Ø Mohammad
Hatta, mendefenisikan ilmu adalah pengetahuan yang teratur tentang pekerjaan
hukum kausal dalam suatu golongan masalah yang sama tabiatnya, maupun menurut
kedudukannya tampak dari luar, maupun menurut bangunannya dari dalam.
Ø Ralph
Ross dan Ernest Van Den Haag, mengatakan ilmu adalah yang empiris, rasional,
umum dan sistematik, dan keempatnya srentak.
Ø Karl
Pearson, mengatakan Ilmu adalah lukisan atau keterangan yang komprehensif dan
kosisten tentang fakta pengalaman engan istilah yang sederhana.
10. Persamaan
dan perbedaan filsafat dengan ilmu;
a. Persamaan
filsafat dan ilmu adalah sebagai berikut:
ü Keduanya mencari rumusan yang sebaik-baiknya unutk menyelidiki objek selengkap-lengkapnya sampai ke akr-akarnya.
ü Keduanya
memberikan pengertian mengenai hubungan atau koheren yang ada antara
kejadian-kejadian yang kita alami dan mencoba menunjukan sebab-sebabnya.
ü Keduanya
hendak memberikan sintesis, yaitu suatu pandangan yang bergandengan.
ü Keduanya
mempunyai metode dan system.
b. Adapun
perbedaan filsafat dan ilmu adalah sebagai berikut;
ü Objek
material filsafat itu bersifat universal yaitu segala sesuatu yang ada,
sedangkan objek material ilmu itu
bersifat khusus dan empiris.
ü Objek
formal filsafat itu bersifat nonfragmentaris, karena mencari pengertian dari
segala sesuatu yang ada itu secara luas, mendalam dam mendasar. Sedangkan ilmu
bersifat fragmentaris, spesifik dan intensif.
ü Filsafat
dilaksanakan dalam suatu suasan pengetahuan yang menonnjolkan daya spekulasi,
kritis dan pengawasan, sedangkan ilmu haruslah diadakan riset lewat pendekatan trial and error.
ü Filsafat
memuat pertanyaan lebih jauh dan lebih mendalam berdasarkan pada pengalaman
realitas sehari-hari, sedangkan ilmu bersifat diskursif, yaitu menguraikan
secara logis yang dimulai dari tidak tahu menjadi tahu.
ü Filsafat
memberikan penjelasan yang terakhir, yang mutlak dan mendalami sampai mendasar
sedangkan ilmu menunjukan sebab-sebab yang tidak begitu mendalam yang lebih
mendekat, yang sekunder.
11. Pengertian
filsafat ilmu menurut para ahli;
·
Lewis white Beck; Filsafat ilmu membahas
dan mengevaluasi metode-metode pemikiran ilmiah serta mencoba menemukan dan
pentingnya upaya ilmiah sebagai suatu keseluruhan.
·
Michael V. Berry; Filsafat ilmu adalah
penelaahan tentang logika interen dari teori-teori ilmah dan hubungan-hubungan
antara percobaan dan teori, yakni tenyang metode ilmiah.
·
May Brodbeck filsafat ilmu adalah
analisis yang netral secara etis dan filsafati, pelukisan dan penjelasan
mengenai landasan-landasan ilmu.
12. Fungsi
Filsafat Ilmu;
ü Sebagai
alat mencari kebenaran dari segala fenomena yang ada.
ü Memberikan
pengertian tentang cara hidup, pandangan hidup dan pandangan dunia.
ü Memberikan
ajaran tentang moral dan etika yang berguna dalam kehidupan.
13. Tujuan
dari filsafat ilmu;
ü Mendalami
unsure-unsur pokok ilmu, sehingga secara menyeluruh kita dapat memahami sumber,
hakikat dan tujuan ilmu.
ü Mendorong
pada calon ilmuwan untuk konsisten dalam mendalami ilmu dan mengembangkannya.
ü Mempertegas
bahwa dalam persoalan sumber dan tujuan antara ilmu dan agama tidak ada
pertentangan.
14. Corak
ragam filsafat ilmu menurut ismaun;
Fungsi
filsafat ilmu adalah untuk memberikan landasan filosofik dalam memahami
berbagai konsep dan teori sesuatu disiplin ilmu dan membekali kemampuan untuk
,membangun teori ilmiah.
Corak
Ragam menurutnya diantaranya;
ü Filsafat
ilmu-ilmu sosisal yang berkembang dalam tiga ragam yaitu; metode ideologi, meta
fisik dan meteodologi disiplin ilmu.
ü Filsafat
teknologi yang bergeser dari C-E( Conditions-Ends) menjadi means.
ü Filsafat
seni/estetika mutakhir menempatkan produk seni atau keindahan sebagai salah
satu tri-partit.yakni kebudayaan, produk domain kognitif, dan produk alas an
praktis.
15. Cabang
dari filsafat menurut Aristoteles; Metafisika, logika, etika, estetika,
epistemilogi dan filsafat-filsafat khusus lainnya.
BAB
11: SEJARAH PERKEMBANGAN FILSAFAT ILMU
1. Perkembangan
filsafat ilmu pada zaman kuno sampai dengan munculnya Renaisance;
A. Filsafat
ilmu zaman kuno
Pada zaman Yunani Kuno
filsafat dan Ilmu merupakan suatu hal yang tidak terpisahkan. Keduanya termasuk
dalam pengertian episteme yang sepadan dengan kata philosophia. Pemikiran
tentang episteme ini menurut Aristoteles filsafat dan ilmu tergolong sebagai
pengetahuan yang rasional. Ia juga memberikan gambaran kepada kita bahwa
nampaknya ilmu pengetahuan pada masa itu harus didasarkan pada pengertian dan
akibatnya hanya dapat dilaksanakan bagi aspek-aspek realitas yang terjangkau
pikiran. Aristoteles adalah peletak dasar ‘doktrin sillogisme’ yang sangat
berpengaruh terhadap perkembangan emikiran di Eropa sampai dengan munculnya Era
Renaisance.
B. Filsafat
Ilmu Era Renaisance
Memasuki masa
Rennaisance , otoritas Aritoteles tersisihkan oleh metode dan pandangan baru
terhadap alam yang dipelopori oleh sekelompok saintis yang mengadakan
pengamatan Ilmiah serta metode-metode eksperimen atas dasar yang kukuh. Bacon
menanggapi Aristoteles bahwa ilmu sempurna tidak boleh mencari untung namun
harus bersifat kontemplatif. Menurutnya Ilmu harus mencari untung artinya
dipakai untuk memperkuat kemampuan manusia di bumi, dan bahwa dalam rangka
itulah ilmu-ilmu berkembang dan menjadi nyata dalam kehidupan manusia.
2. Perkembangan
Filsafat ilmu sejak munculnya Rennaisance sampai memasuki era positivisme;
Positivisme
adalah aliran filsafat yang ditandai dengan evaluasi yang sangat berpengaruh
terhadap ilmu dan metode ilmiah. Aliran filsafat ini berwal pada abad XIX
dimana tokoh-tokoh postivisme mebentuk kelompok yang terkenal dengan lingkaran
Wina. Lingkaran Wina sangat memperhatikan dua masalah, yaitu analisis
pengetahuan dan pendasaran teoritis matematika, ilmu pengetahuan alam,
sosiologi dan psikologi. Menurut mereka wilayah filsafat sama dengan wilayah
ilmu pengetahuan lainnya.
3. Perkembangan
filsafat ilmu zaman modern, sejak era Positivisme sampai akhir abad kesembilan
belas ; Positivisme adalah aliran filsafat yang ditandai dengan evaluasi yang
sangat berpengaruh terhadap ilmu dan metode ilmiah. Aliran filsafat ini berwal
pada abad XIX dimana tokoh-tokoh postivisme mebentuk kelompok yang terkenal
dengan lingkaran Wina. Lingkaran Wina sangat memperhatikan dua masalah, yaitu
analisis pengetahuan dan pendasaran teoritis matematika, ilmu pengetahuan alam,
sosiologi dan psikologi. Menurut mereka wilayah filsafat sama dengan wilayah
ilmu pengetahuan lainnya.
4. Perkembangan
filsafat Ilmu era kontemporer, sejak awal abad ke-20 sampai sekarang;
Memasuki
abad XX perkembangan filsafat ilmu memasuki era baru. Sejak tahun1920 panggung
filsafat ilmu pengetahuan didominasi oleh aliran positivisme Logis atau yang
disebut Neopositivisme dan Empirisme Logis. Perkembanga filsafat ilmu di zaman
kontemporer ditandai dengan munculnya filosof-filosof yang memberikan warna
baru terhadap perkembangan filsafat Ilmu sampai sekarang.
BAB
III: ALIRAN FILSAFAT
1. Pandangan
rasionalisme sebagai aliran dalam filsafat Ilmu;
Rasionalisme
tidak menyangkal fungsi indra sebagai alat untuk memperoleh indra pengetahuan,
namun indra hanya diperlukan untuk merangsang dan memberikan pada rasio
bahan-bahan agar rasio dapat bekerja.
2. Pandangan
empirisme sebagai aliran dalam filsafat Ilmu;
Empirisme
adalah sebuah orientasi filsafat yang berhubungan dengan kemunculan ilmu
pengetahuan modern dan metode ilmiah. Empirisme menekankan bahwa ilmu
pengetahuan manusia bersifat terbatas pada apa yang dapat diamati dan diuji.
3. Pandangan
realisme sebagai aliran dalam filsafat Ilmu;
Realisme
berpandangan bahwa kenyataan tidaklah terbatas pada pengalaman indrawi ataupun
gagasan yang terbangun dari dalam. Sehingga dapat dikatakan sebagai bentuk
penolakan terhadao gagasan ekstrim idealisme dan empirisme.
4. Pandangan
idealisme sebagai aliran dalam filsafat Ilmu;
Idealisme
adalah tradisi pemikiran filsafat yang berpandangan bahwa doktrin tentang
realitas eksternal tidak dapat dipahami secara terpisah dari kesadaran manusia.
5. Pandangan
positivisme sebagai aliran dalam filsafat Ilmu;
Positivisme
adalah doktrin filosofi dan ilmu pengetahuan social yang menempatkan peran
sentral pengalaman dan bukti empiris sebagai basis dari ilmu pengetahuan dan
penelitian.
6. Pandangan
pragmatisme sebagai aliran dalam filsafat Ilmu;
Tradisi
pragmatism muncul atas reaksi terhadap tradisi idealis yang dominan yang
menganggap kebenaran sebagai entitas yang abstrak, sistematis dan refleksi dari
realitas. Pragmatisme berargumentasi bahwa filsafat ilmu haruslah meninggalkan
ilmu pengetahuan transcendental dan menggantinya dengan aktifitas manusia
sebagai sumber pengetahuan.
BAB
IV :PERKEMBANGAN ILMU PENGETAHUAN
1. Perkembangan
ilmu pengetahuan pada masa Yunani;
Pada
zaman Yunani Kuno, Ilmu dipandang sebagai bagian dari filsafat. Ilmu, dahulu
dipandang sebagai disiplin tunggal dan sekarang dipandang sebagai seperangkat
disiplin-disiplin yang dinamis dan terlepas-lepas berdasarkan spesialisasi ilmu
atau keahlian. Filsafat dan ilmu bersifat saling menjalin dan orang tidak
memisahkan keduanya sebagai hal yang berbeda.
Perkembangan sejarah ilmu pada abad Yunani kuno berkembang dalamempat
bidang keilmuan, yaitu; filsafat, ilmu Biologi, matematika, dan logika dengan
cirri perkembanhannya masing-masing.
2. Perkembangan
ilmu pengetahuan pada abad pertengahan;
Selama
abad ini ilmu dipahami sebagai jenis pengetahuan yang dipunyai allah tentang
manusia. Ilmu dilihat semata-mata dalam prespektif ilmu teologi, artinya ilmu
memiliki kedudukan dan peranan sebagai pelayan teologi.
3. Perkembangan
ilmu pengetahuan pada zaman islam;
Islam
tidak hanya mendukung adanya kebebasan intelektual, akan tetapi juga
membuktikan kecintaan umat Islam terhadap ilmu pengetahuan dan sikap hormat
mereka kepada ilmuwan, tanpa memandan agama mereka. Periode antara 750 M dan
1100 M adalah abad masa keemasan dunia Islam. Plato dan Aristoteles telah
memberikan pengaruh yang besar pada mazhab-mazhab islam.
4. Perkembangan
ilmu pengetahuan pada zaman renaisans dan modern;
Zaman
inilah yang menyaksikan dilancarkannya tantangan gerakan reformasi terhadap
keesaan dan supremasi Gereja Katolik Roma, bersamaan dengan berkembangnya
humanism. Zaman ini juga merupakan enyempurnaan kesenian, keahlian, dan Ilmu
yang diwujudkan dalm diri jenius serba bisa, Leonardo da Vinci.
5. Perkembangan
ilmu pengetahuan pada zaman post-modern;
Sejarah
besar ilmu social menunjukan adanya tiga momen pemikiran yang sekaligus
menggambarkan tiga periode kritis dalam sejarah ilmu social itu sendiri;
a. Ilmu
social positif; ini lebih merupakan sebuah perlawanan radikal terhadap
pemikiran ilmu social sebelumnya yang bersifat spekulatif dan metafisik.
b. Ilmu
Hermeneutika Sosial atau dikenal Interpretative social science (ISS). Menurut
penganutnya orde ini telah begitu kuat mendeterminasi dan membelenggu manusia
sebagai ‘benda sosail’ yang tidak otonom.
c. Sosiologi
kritis; Arus pemikiran ini lebih merupakan sebbuah kritik pembaharuan atas isi
pemikiran dan suasana intelektual teori social sebelumnya yang dipandangnya
sebagai anti demokratik dan non humanis.
BAB
V : DASAR-DASAR ILMU
1. Peranan
ontologi sebagai dasar ilmu;
Ontologi
merupakan salah satu diantara lapangan penyelidikan kefilsafatan yang paling
kuno. Awal mula alam pikiran yunani telah menunjukan munculnya perenungan di
bidang ontology.
2. Pengertian
ontologi menurut para ahli;
a. Louis
O. Kattsoff; mengatakan ontology itu mencari ultimate reality dan menceritakan
bahwa diantara contoh pemikiran ontology adalah pemikiran Thales yang
berpendapat bahwa airlah yang menjadi ultimate substance yang mengeluarkan
semua benda.
b. Noeng
Muhadjir; dalam bukunya filsafat ilmu mengatakan ontology membahas tentang yang
ada, yang tidak terikat oleh satu perwujudan tertentu.
c. Jujun
S. Suriasumantri; mengatakan ontology membahas apa yang ingin kita ketahui,
seberapa jauh kita ingin tahu, atau dengan perkataan lain, suatu pengkajian
mengenai teori tentang “ada”
d. A.
Dardiri; ontology adalah menyelidiki sifat dasar dari apa yang nyata secara
fundamental dan cara yang berbeda.
3.
Perbedaan paham monoisme, dualisme,
pluralisme, nihilism, dan agnostisme tentang hakekat sesuatu; Monoisme; paham ini menganggap bahwa
hakikat yang asal dari seluruh kenyataan itu hanyalah satu saja, tidak mungkin
dua. Dualisme; aliran ini berpendapat
bahwa benda terdiri dari dua macam hakikat sebagai asal sumbernya, yaitu
hakikat materi dan hakikat rohani, benda dan ruh, jasad dan spirit. Pluralisme; Ini berpandangan bahwa
segenap macam bentuk merupakan kenyataan.
Nihilisme; Nihilisme berasal dari bahasa Latin yang berarti nothing atau
tidak ada. Sebuah doktrin yang tidak mengakui validitas alternative yang positif.
Sedangkan Agnostisisme; Paham ini
mengingkari kesanggupan manusia untuk mengetahuihakikat benda.
4. Peranan
epistimologi sebagai dasar ilmu;
Teori
pengetahuan ialah cabang filsafat yang berurusan dengan hakikat dan lingkup
pengetahuan, pengandaian-pengandaian, dan dasarnya-dasarnya serta
pertanggungjawaban atas pernyataan mengenai pengetahuan yang dimiliki.
5. Perbedaan
metode induksi, deduksi, positivisme, Kontemplatif, dialektis; Induksi; suatu metode yang menyimpulkan
pernyataan hasil observasi disimpulkan dalam suatu pernyataan yang lebih umum. Deduksi; Suatu metode yang menyimpulkan
empiric diolah lebih lanjut dalam suatu system pernyataan yang runtut. Positivisme; metode ini berpangkal dari
apa yang telah diketahui, yang factual, yang positif. Kontemplatif; adanya keterbatasan indra dan akal manusai untuk
memperoleh pengetahuan sehingga objek yang dihasilkanpun berbeda-beda, harusnya
dikembangkan suatu kemampuan akal yang disebut dengan intuisi. Sedangkan Dialektis; Kini dialektika berarti tahp
logika, yang mengajarkan kaidah-kaidah dan metode-metode penuturan, juga
analisis sistematik tentang ide-ide untuk mencapai apa yang terkandung dalam
pandangan.
6. Peranan
Aksiologi sebagai dasar ilmu; Ilmu merupakan sesuatu yang paling penting bagi
manusia, karena dengan ilmu semua keperluan dan kebutuhan manusia bisa
terpenuhi secara lebih cepat dan lebih mudah. Ilmu telah banyak mengubah wajah
dunia seperti hal memberantas penyakit kelaparan, kemiskinan, dan berbagai
wajah kehidupan yang sulit lainnya.
BAB
VI : METODE ILMIAH
1. Perbedaan
metode dengan metodologi;
Metode
bisa dirumuskan suatu proses yang sistematik berdasarkan pronsip dan teknik
ilmiah yang dipakai oleh disiplin untuk mencapai sutau tujuan. Sedangkan metodolgi; Ilmu yang membicarakan
caradalam penelitian atau membahas konsep teoritis berbagai metode atau dapat
dikatakan sebagai cara untuk membahas tentang dasar-dasar filsafat ilmu dari
metode penelitian.
2. Tiga
alat untuk mengetahui proses terjadinya pengetahuan;
a.Pengalaman
indra ;paham yang berpendapat bahwa semua yang dapat diketahui adalah
kenyataan.
b.
Nalar; salah satu corak berpikir dengan
menggabungkan dua pemikiran atau lebih dengan maksud untuk mendapatkan
pengetahuan baru.
c.
Wahyu; Berita yang disampaikan oleh Tuhan kepada nabi-Nya untuk kepentigan
umatnya.
3. Tiga
langkah dalam proses logico-hypotheticoverifikasi;
a. Perumusan
masalah merupakan pertanyaan mengenaiobjek empiris yang jelas batasannya.
b. Penyusunan
kerangka berpikir dalam pengajuan hipotesis.
c. Pengujian
hipotesis merupakan pengumpulan fakta yang relevandenga hipotesis yang
diajukan.
BAB
VII: SARANA ILMIAH
1. Peranan
Bahasa sebagai sarana Ilmiah;
Bahasa
memiliki peranan sebagai komunikasi antara manusia.
2. Makna
bahasa sebagi symbol; Bloch and Trager mengatakan bahwa bahasa adalah suatu
system symbol-simbol bunyi arbitrer yang digunakan oleh para anggota sesuatu
kelompok social sebagai alat untuk berkomunikasi.
3. Fungsi
bahasa sebagai sarana berpikir ilmiah; Untuk dapat berpikir ilmiah, sesorang
selayaknya menguasai criteria maupun langkah-langkah dalam kegiatan ilmiah.
Bahasa sebagai alat komunikasi verbal yang digunakan dalam proses berpikir
ilmiah dimana bahasa merupakan alat berpikir dan alat komunikasi untuk
menyampaikan jalan pikiran tersebut kepada orang lain.
4. Peranan
matematika sebagai sarana Ilmiah;
Berhubungan
dengan perkembangan ilmu pengetahuan tentu saja tidak lepas dari usaha para
ilmuwan dalam mengembangkannya, maka dalam hal ini akan dibahas tentang
matematika sebagai salah satu sarana kegiatan ilmiah.
5. Peranan
statistic sebagai sarana Ilmiah; Statistika merupakan sarana berpikir yang
perlu untuk memproses pengetahuan secara ilmiah. Sebagai bagian dari perangkat
metode ilmiah, statistika membantun kita untuk melakukan generalisasi dan
menyimpulkan karakteristik satu kejadian secara lebih pasti dan bukan terjadi
secara kebetulan.
6. Peranan
logika sebagai sarana Imiah; Logika adalah sarana untuk berpikir sistematis,
valid dan dapat dipertanggungjawaban. Oleh karena itu, berpikir logis adalah
berpikir sesuai dengan aturan-aturan berpikir, seperti setengah tidak boleh
lebih besar dari pada satu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar