Jumat, 24 Januari 2014

FILSAFAT ILMU


F I L S A F A T  I L M U
(Penyelesaian soal-soal hal.:127-138)

O L E H ;
WILFEBRI OSWALDUS WIKO
                                            N I M    : 1282041052
                                             KELAS          : C



FAKULTAS SENI DAN DESAINUNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR
2013
BAB I; RUANG LINGKUP FILSAFAT ILMU
1.      Pengertian filsafat
Filsafat dalam Bahasa Inggris, yaitu philosophy, adapun istilah filsafat berasal dari bahasa yunani, philosophia, yang terdiri atas dua kata : philos (cinta) atau philia (persahabatan, tertarik kepada) dan shopia (hikmah, kebijaksanaan, pengetahuan, keterampilan, pengalama praktis, inteligensi). Jadi secara etimologi, filsafat berarti cinta kebijaksanaan atau kebenaran. Plato menyebutkan Socrates sebagai philosophos (filosof) dalam pengertian pencinta kebijaksanaan. Kata falsafah merupakan arabisasi yang berarti pencarian yang dilakukan oleh para filosof. Dalam KBBI,kata filsafat menunjukan pengertian yang dimaksud, yaitu pengetahuan dan penyelidikan dengan akal budii mengenai hakikat segala yang ada, sebab asal dan hukumnya.
2.      Perbedaan filsafat teoretis dengan filsafat praktis;
Filsafat teoretis mencakup: a) Ilmu pengetahuan Alam, seperti : fisika, biologi, ilmu pertambangan, dan astronomi, b) Ilmu eksakta dam Matematika, c) Ilmu tentang Ketuhanan dan metafisika. Sedangkan Filsafat Praktis mencakup; a) norma-norma (akhlak),b) urusan rumah Tangga, c) sosila dan politik.
3.      Tiga tipe manusia menurut pythagorasi;
Ø  Mereka yang mencntai kesenangan
Ø  Mereka yang mencintai kegiatan
Ø  Mereka yang mencintai Kebijaksanaan
4.      Pengertian Filsafat menurut para Ahli;
Ø  Deng Fung Yu Lan, seorang filosof dari dunia Timur, mendefenisikan Filsafat adalah pikirann yang sistematis dan refleksi tentang hidup.
Ø  Harun Nasution mengatakan bahwa filsafat adalah berpikir menurut tata tertib (logika) dengan bebas (tidak terikat pada tradisi, dogma, dan agama) dan dengan sedalam-dalamnya sehingga sampai ke dasar-dasar persoalan.
Ø  Sidi Gazalba filsafat adalah berpikir secara mendalam, sistematik, radikal, dan universal dalam rangka mencari kebenaran, inti atau hakikat mengenai segala sesuatu yang ada.
5.      Tujuan dan Fungsi filsafat menurut para Ahli;
Ø  Harlod H. Titus, filsafat adalah suatu usaha memahami alam semesta, maknanya dan nilainya. Apabila tujuan ilmu adalah control, dan tujuan seni adalah kreatifitas, kesempurnaan, bentuk keindahan komuniksi dan ekspresi, maka tujuan filsafat adalah pengertian dan kebijaksanaan.
Ø  Oemar A. Hoesin mengatakan : Ilmu memberi kepada kita pengetahuan, dan filsafat memberikan hikmah. Filsafat memberikan kepusan kepada keinginan manusia akan pengetahuan yang tersusun dengan tertib, akan kebenaran.
Ø  Radhakrishnan : Fungsi filsafat adalah kreatif, menetapkan nilai, menetapkan tujuan, menentukan arah dan menuntun pada jalan baru. Filsafat tidak ada artinya sama sekali apabila tidak universal, baik dalam ruang lingkupnya maupun dalam semangatnya.
6.      Perbedaan objek material dengan objek formal dari ilmu;
Objek material adalah  sesuatu yang dijadikan sasaran penyelidikan , seperti tubuh manusia adalah objek material ilmu kedokteran. Sedangkan objek formalnya adalah metode untuk memahami objek material tersebut, seperti pendekatan induktif dan deduktif.
7.      Filsafat disebut sebagai induk Ilmu
Sebab dari filsafatlah Ilmu-ilmu modern dan kontemporer berkembang, sehingga manusia dapat menikmati ilmu dan sekaligus buahnya, yaitu teknologi.
8.      Ciri utama ilmu secara terminology;
Ø  Ilmu adalah sebagian pengetahuan bersifat koheren, empiris, sistematis, dapat diukur, dan dibuktikan. Berbeda dengan iman yaitu pengetahuan didasarkan atas keyakinan kepada yang gaib dan penghayatan serta pengalaman pribadi.
Ø  Berbeda dengan pengetahuan, ilmu tidak pernah mengartikan kepingan pengetahuan satu putusan tersendiri, sebaliknya ilmu menandakan seluruh kesatuan ide yang mengacu ke objek yang sama dan saling berkaitan secara logis.
Ø  Ilmu tidak memerlukan kepastian lengkap berkenaan dengan masing-masing penalaran perorangan, sebab ilmu dapat memuat di dalamnya dirinya sendiri hipotesis-hipotesis dan teori-teori yang belum sepenuhnya dimantapkan.
9.      Defenisi ilmu menurut para ahli;
Ø  Mohammad Hatta, mendefenisikan ilmu adalah pengetahuan yang teratur tentang pekerjaan hukum kausal dalam suatu golongan masalah yang sama tabiatnya, maupun menurut kedudukannya tampak dari luar, maupun menurut bangunannya dari dalam.
Ø  Ralph Ross dan Ernest Van Den Haag, mengatakan ilmu adalah yang empiris, rasional, umum dan sistematik, dan keempatnya srentak.
Ø  Karl Pearson, mengatakan Ilmu adalah lukisan atau keterangan yang komprehensif dan kosisten tentang fakta pengalaman engan istilah yang sederhana.
10.  Persamaan dan perbedaan filsafat dengan ilmu;
a.       Persamaan filsafat dan ilmu adalah sebagai berikut:

ü  Keduanya mencari rumusan yang sebaik-baiknya unutk menyelidiki objek selengkap-lengkapnya sampai ke akr-akarnya.
ü  Keduanya memberikan pengertian mengenai hubungan atau koheren yang ada antara kejadian-kejadian yang kita alami dan mencoba menunjukan sebab-sebabnya.
ü  Keduanya hendak memberikan sintesis, yaitu suatu pandangan yang bergandengan.
ü  Keduanya mempunyai metode dan system.
b.      Adapun perbedaan filsafat dan ilmu adalah sebagai berikut;
ü  Objek material filsafat itu bersifat universal yaitu segala sesuatu yang ada, sedangkan objek material ilmu  itu bersifat khusus dan empiris.
ü  Objek formal filsafat itu bersifat nonfragmentaris, karena mencari pengertian dari segala sesuatu yang ada itu secara luas, mendalam dam mendasar. Sedangkan ilmu bersifat fragmentaris, spesifik dan intensif.
ü  Filsafat dilaksanakan dalam suatu suasan pengetahuan yang menonnjolkan daya spekulasi, kritis dan pengawasan, sedangkan ilmu haruslah diadakan riset lewat pendekatan trial and error.
ü  Filsafat memuat pertanyaan lebih jauh dan lebih mendalam berdasarkan pada pengalaman realitas sehari-hari, sedangkan ilmu bersifat diskursif, yaitu menguraikan secara logis yang dimulai dari tidak tahu menjadi tahu.
ü  Filsafat memberikan penjelasan yang terakhir, yang mutlak dan mendalami sampai mendasar sedangkan ilmu menunjukan sebab-sebab yang tidak begitu mendalam yang lebih mendekat, yang sekunder.
11.  Pengertian filsafat ilmu menurut para ahli;
·        Lewis white Beck; Filsafat ilmu membahas dan mengevaluasi metode-metode pemikiran ilmiah serta mencoba menemukan dan pentingnya upaya ilmiah sebagai suatu keseluruhan.
·        Michael V. Berry; Filsafat ilmu adalah penelaahan tentang logika interen dari teori-teori ilmah dan hubungan-hubungan antara percobaan dan teori, yakni tenyang metode ilmiah.
·        May Brodbeck filsafat ilmu adalah analisis yang netral secara etis dan filsafati, pelukisan dan penjelasan mengenai landasan-landasan ilmu.
12.  Fungsi Filsafat Ilmu;
ü  Sebagai alat mencari kebenaran dari segala fenomena yang ada.
ü  Memberikan pengertian tentang cara hidup, pandangan hidup dan pandangan dunia.
ü  Memberikan ajaran tentang moral dan etika yang berguna dalam kehidupan.
13.  Tujuan dari filsafat ilmu;
ü  Mendalami unsure-unsur pokok ilmu, sehingga secara menyeluruh kita dapat memahami sumber, hakikat dan tujuan ilmu.
ü  Mendorong pada calon ilmuwan untuk konsisten dalam mendalami ilmu dan mengembangkannya.
ü  Mempertegas bahwa dalam persoalan sumber dan tujuan antara ilmu dan agama tidak ada pertentangan.
14.  Corak ragam filsafat ilmu menurut ismaun;
Fungsi filsafat ilmu adalah untuk memberikan landasan filosofik dalam memahami berbagai konsep dan teori sesuatu disiplin ilmu dan membekali kemampuan untuk ,membangun teori ilmiah.
Corak Ragam menurutnya diantaranya;
ü  Filsafat ilmu-ilmu sosisal yang berkembang dalam tiga ragam yaitu; metode ideologi, meta fisik dan meteodologi disiplin ilmu.
ü  Filsafat teknologi yang bergeser dari C-E( Conditions-Ends) menjadi means.
ü  Filsafat seni/estetika mutakhir menempatkan produk seni atau keindahan sebagai salah satu tri-partit.yakni kebudayaan, produk domain kognitif, dan produk alas an praktis.
15.  Cabang dari filsafat menurut Aristoteles; Metafisika, logika, etika, estetika, epistemilogi dan filsafat-filsafat khusus lainnya.

BAB 11: SEJARAH PERKEMBANGAN FILSAFAT ILMU
1.      Perkembangan filsafat ilmu pada zaman kuno sampai dengan munculnya Renaisance;
A.     Filsafat ilmu zaman kuno
Pada zaman Yunani Kuno filsafat dan Ilmu merupakan suatu hal yang tidak terpisahkan. Keduanya termasuk dalam pengertian episteme yang sepadan dengan kata philosophia. Pemikiran tentang episteme ini menurut Aristoteles filsafat dan ilmu tergolong sebagai pengetahuan yang rasional. Ia juga memberikan gambaran kepada kita bahwa nampaknya ilmu pengetahuan pada masa itu harus didasarkan pada pengertian dan akibatnya hanya dapat dilaksanakan bagi aspek-aspek realitas yang terjangkau pikiran. Aristoteles adalah peletak dasar ‘doktrin sillogisme’ yang sangat berpengaruh terhadap perkembangan emikiran di Eropa sampai dengan munculnya Era Renaisance.
B.     Filsafat Ilmu Era Renaisance
Memasuki masa Rennaisance , otoritas Aritoteles tersisihkan oleh metode dan pandangan baru terhadap alam yang dipelopori oleh sekelompok saintis yang mengadakan pengamatan Ilmiah serta metode-metode eksperimen atas dasar yang kukuh. Bacon menanggapi Aristoteles bahwa ilmu sempurna tidak boleh mencari untung namun harus bersifat kontemplatif. Menurutnya Ilmu harus mencari untung artinya dipakai untuk memperkuat kemampuan manusia di bumi, dan bahwa dalam rangka itulah ilmu-ilmu berkembang dan menjadi nyata dalam kehidupan manusia.
2.      Perkembangan Filsafat ilmu sejak munculnya Rennaisance sampai memasuki era positivisme;
Positivisme adalah aliran filsafat yang ditandai dengan evaluasi yang sangat berpengaruh terhadap ilmu dan metode ilmiah. Aliran filsafat ini berwal pada abad XIX dimana tokoh-tokoh postivisme mebentuk kelompok yang terkenal dengan lingkaran Wina. Lingkaran Wina sangat memperhatikan dua masalah, yaitu analisis pengetahuan dan pendasaran teoritis matematika, ilmu pengetahuan alam, sosiologi dan psikologi. Menurut mereka wilayah filsafat sama dengan wilayah ilmu pengetahuan lainnya.
3.      Perkembangan filsafat ilmu zaman modern, sejak era Positivisme sampai akhir abad kesembilan belas ; Positivisme adalah aliran filsafat yang ditandai dengan evaluasi yang sangat berpengaruh terhadap ilmu dan metode ilmiah. Aliran filsafat ini berwal pada abad XIX dimana tokoh-tokoh postivisme mebentuk kelompok yang terkenal dengan lingkaran Wina. Lingkaran Wina sangat memperhatikan dua masalah, yaitu analisis pengetahuan dan pendasaran teoritis matematika, ilmu pengetahuan alam, sosiologi dan psikologi. Menurut mereka wilayah filsafat sama dengan wilayah ilmu pengetahuan lainnya.
4.      Perkembangan filsafat Ilmu era kontemporer, sejak awal abad ke-20 sampai sekarang;
Memasuki abad XX perkembangan filsafat ilmu memasuki era baru. Sejak tahun1920 panggung filsafat ilmu pengetahuan didominasi oleh aliran positivisme Logis atau yang disebut Neopositivisme dan Empirisme Logis. Perkembanga filsafat ilmu di zaman kontemporer ditandai dengan munculnya filosof-filosof yang memberikan warna baru terhadap perkembangan filsafat Ilmu sampai sekarang.

BAB III: ALIRAN FILSAFAT
1.      Pandangan rasionalisme sebagai aliran dalam filsafat Ilmu;
Rasionalisme tidak menyangkal fungsi indra sebagai alat untuk memperoleh indra pengetahuan, namun indra hanya diperlukan untuk merangsang dan memberikan pada rasio bahan-bahan agar rasio dapat bekerja.
2.      Pandangan empirisme sebagai aliran dalam filsafat Ilmu;
Empirisme adalah sebuah orientasi filsafat yang berhubungan dengan kemunculan ilmu pengetahuan modern dan metode ilmiah. Empirisme menekankan bahwa ilmu pengetahuan manusia bersifat terbatas pada apa yang dapat diamati dan diuji.
3.      Pandangan realisme sebagai aliran dalam filsafat Ilmu;
Realisme berpandangan bahwa kenyataan tidaklah terbatas pada pengalaman indrawi ataupun gagasan yang terbangun dari dalam. Sehingga dapat dikatakan sebagai bentuk penolakan terhadao gagasan ekstrim idealisme dan empirisme.
4.      Pandangan idealisme sebagai aliran dalam filsafat Ilmu;
Idealisme adalah tradisi pemikiran filsafat yang berpandangan bahwa doktrin tentang realitas eksternal tidak dapat dipahami secara terpisah dari kesadaran manusia.
5.      Pandangan positivisme sebagai aliran dalam filsafat Ilmu;
Positivisme adalah doktrin filosofi dan ilmu pengetahuan social yang menempatkan peran sentral pengalaman dan bukti empiris sebagai basis dari ilmu pengetahuan dan penelitian.
6.      Pandangan pragmatisme sebagai aliran dalam filsafat Ilmu;
Tradisi pragmatism muncul atas reaksi terhadap tradisi idealis yang dominan yang menganggap kebenaran sebagai entitas yang abstrak, sistematis dan refleksi dari realitas. Pragmatisme berargumentasi bahwa filsafat ilmu haruslah meninggalkan ilmu pengetahuan transcendental dan menggantinya dengan aktifitas manusia sebagai sumber pengetahuan.

BAB IV :PERKEMBANGAN ILMU PENGETAHUAN
1.      Perkembangan ilmu pengetahuan pada masa Yunani;
Pada zaman Yunani Kuno, Ilmu dipandang sebagai bagian dari filsafat. Ilmu, dahulu dipandang sebagai disiplin tunggal dan sekarang dipandang sebagai seperangkat disiplin-disiplin yang dinamis dan terlepas-lepas berdasarkan spesialisasi ilmu atau keahlian. Filsafat dan ilmu bersifat saling menjalin dan orang tidak memisahkan keduanya sebagai hal yang berbeda.  Perkembangan sejarah ilmu pada abad Yunani kuno berkembang dalamempat bidang keilmuan, yaitu; filsafat, ilmu Biologi, matematika, dan logika dengan cirri perkembanhannya masing-masing.  
2.      Perkembangan ilmu pengetahuan pada abad pertengahan;
Selama abad ini ilmu dipahami sebagai jenis pengetahuan yang dipunyai allah tentang manusia. Ilmu dilihat semata-mata dalam prespektif ilmu teologi, artinya ilmu memiliki kedudukan dan peranan sebagai pelayan teologi.
3.      Perkembangan ilmu pengetahuan pada zaman islam;
Islam tidak hanya mendukung adanya kebebasan intelektual, akan tetapi juga membuktikan kecintaan umat Islam terhadap ilmu pengetahuan dan sikap hormat mereka kepada ilmuwan, tanpa memandan agama mereka. Periode antara 750 M dan 1100 M adalah abad masa keemasan dunia Islam. Plato dan Aristoteles telah memberikan pengaruh yang besar pada mazhab-mazhab islam.                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                        
4.      Perkembangan ilmu pengetahuan pada zaman renaisans dan modern;
Zaman inilah yang menyaksikan dilancarkannya tantangan gerakan reformasi terhadap keesaan dan supremasi Gereja Katolik Roma, bersamaan dengan berkembangnya humanism. Zaman ini juga merupakan enyempurnaan kesenian, keahlian, dan Ilmu yang diwujudkan dalm diri jenius serba bisa, Leonardo da Vinci.
5.      Perkembangan ilmu pengetahuan pada zaman post-modern;
Sejarah besar ilmu social menunjukan adanya tiga momen pemikiran yang sekaligus menggambarkan tiga periode kritis dalam sejarah ilmu social itu sendiri;
a.       Ilmu social positif; ini lebih merupakan sebuah perlawanan radikal terhadap pemikiran ilmu social sebelumnya yang bersifat spekulatif dan metafisik.
b.      Ilmu Hermeneutika Sosial atau dikenal Interpretative social science (ISS). Menurut penganutnya orde ini telah begitu kuat mendeterminasi dan membelenggu manusia sebagai ‘benda sosail’ yang tidak otonom.
c.       Sosiologi kritis; Arus pemikiran ini lebih merupakan sebbuah kritik pembaharuan atas isi pemikiran dan suasana intelektual teori social sebelumnya yang dipandangnya sebagai anti demokratik dan non humanis.

BAB V : DASAR-DASAR ILMU
1.      Peranan ontologi sebagai dasar ilmu;
Ontologi merupakan salah satu diantara lapangan penyelidikan kefilsafatan yang paling kuno. Awal mula alam pikiran yunani telah menunjukan munculnya perenungan di bidang ontology. 
2.      Pengertian ontologi menurut para ahli;
a.       Louis O. Kattsoff; mengatakan ontology itu mencari ultimate reality dan menceritakan bahwa diantara contoh pemikiran ontology adalah pemikiran Thales yang berpendapat bahwa airlah yang menjadi ultimate substance yang mengeluarkan semua benda.
b.      Noeng Muhadjir; dalam bukunya filsafat ilmu mengatakan ontology membahas tentang yang ada, yang tidak terikat oleh satu perwujudan tertentu.
c.       Jujun S. Suriasumantri; mengatakan ontology membahas apa yang ingin kita ketahui, seberapa jauh kita ingin tahu, atau dengan perkataan lain, suatu pengkajian mengenai teori tentang “ada”
d.      A. Dardiri; ontology adalah menyelidiki sifat dasar dari apa yang nyata secara fundamental dan cara yang berbeda. 
3.      Perbedaan paham monoisme, dualisme, pluralisme, nihilism, dan agnostisme tentang hakekat sesuatu; Monoisme; paham ini menganggap bahwa hakikat yang asal dari seluruh kenyataan itu hanyalah satu saja, tidak mungkin dua. Dualisme; aliran ini berpendapat bahwa benda terdiri dari dua macam hakikat sebagai asal sumbernya, yaitu hakikat materi dan hakikat rohani, benda dan ruh, jasad dan spirit. Pluralisme; Ini berpandangan bahwa segenap macam bentuk merupakan kenyataan. Nihilisme; Nihilisme berasal dari bahasa Latin yang berarti nothing atau tidak ada. Sebuah doktrin yang tidak mengakui validitas alternative yang positif. Sedangkan Agnostisisme; Paham ini mengingkari kesanggupan manusia untuk mengetahuihakikat benda.
4.      Peranan epistimologi sebagai dasar ilmu;
Teori pengetahuan ialah cabang filsafat yang berurusan dengan hakikat dan lingkup pengetahuan, pengandaian-pengandaian, dan dasarnya-dasarnya serta pertanggungjawaban atas pernyataan mengenai pengetahuan yang dimiliki.
5.      Perbedaan metode induksi, deduksi, positivisme, Kontemplatif, dialektis; Induksi; suatu metode yang menyimpulkan pernyataan hasil observasi disimpulkan dalam suatu pernyataan yang lebih umum. Deduksi; Suatu metode yang menyimpulkan empiric diolah lebih lanjut dalam suatu system pernyataan yang runtut. Positivisme; metode ini berpangkal dari apa yang telah diketahui, yang factual, yang positif. Kontemplatif; adanya keterbatasan indra dan akal manusai untuk memperoleh pengetahuan sehingga objek yang dihasilkanpun berbeda-beda, harusnya dikembangkan suatu kemampuan akal yang disebut dengan intuisi. Sedangkan Dialektis; Kini dialektika berarti tahp logika, yang mengajarkan kaidah-kaidah dan metode-metode penuturan, juga analisis sistematik tentang ide-ide untuk mencapai apa yang terkandung dalam pandangan.
6.      Peranan Aksiologi sebagai dasar ilmu; Ilmu merupakan sesuatu yang paling penting bagi manusia, karena dengan ilmu semua keperluan dan kebutuhan manusia bisa terpenuhi secara lebih cepat dan lebih mudah. Ilmu telah banyak mengubah wajah dunia seperti hal memberantas penyakit kelaparan, kemiskinan, dan berbagai wajah kehidupan  yang sulit lainnya.

BAB VI :  METODE ILMIAH
1.      Perbedaan metode dengan metodologi;
Metode bisa dirumuskan suatu proses yang sistematik berdasarkan pronsip dan teknik ilmiah yang dipakai oleh disiplin untuk mencapai sutau tujuan. Sedangkan metodolgi; Ilmu yang membicarakan caradalam penelitian atau membahas konsep teoritis berbagai metode atau dapat dikatakan sebagai cara untuk membahas tentang dasar-dasar filsafat ilmu dari metode penelitian.
2.      Tiga alat untuk mengetahui proses terjadinya pengetahuan;
a.Pengalaman indra ;paham yang berpendapat bahwa semua yang dapat diketahui adalah kenyataan.
b. Nalar;  salah satu corak berpikir dengan menggabungkan dua pemikiran atau lebih dengan maksud untuk mendapatkan pengetahuan baru.
c. Wahyu; Berita yang disampaikan oleh Tuhan kepada nabi-Nya untuk kepentigan umatnya.
3.      Tiga langkah dalam proses logico-hypotheticoverifikasi;
a.       Perumusan masalah merupakan pertanyaan mengenaiobjek empiris yang jelas batasannya.
b.      Penyusunan kerangka berpikir dalam pengajuan hipotesis.
c.       Pengujian hipotesis merupakan pengumpulan fakta yang relevandenga hipotesis yang diajukan.

BAB VII: SARANA ILMIAH
1.      Peranan Bahasa sebagai sarana Ilmiah;
Bahasa memiliki peranan sebagai komunikasi antara manusia.
2.      Makna bahasa sebagi symbol; Bloch and Trager mengatakan bahwa bahasa adalah suatu system symbol-simbol bunyi arbitrer yang digunakan oleh para anggota sesuatu kelompok social sebagai alat untuk berkomunikasi.
3.      Fungsi bahasa sebagai sarana berpikir ilmiah; Untuk dapat berpikir ilmiah, sesorang selayaknya menguasai criteria maupun langkah-langkah dalam kegiatan ilmiah. Bahasa sebagai alat komunikasi verbal yang digunakan dalam proses berpikir ilmiah dimana bahasa merupakan alat berpikir dan alat komunikasi untuk menyampaikan jalan pikiran tersebut kepada orang lain.
4.      Peranan matematika sebagai sarana Ilmiah;
Berhubungan dengan perkembangan ilmu pengetahuan tentu saja tidak lepas dari usaha para ilmuwan dalam mengembangkannya, maka dalam hal ini akan dibahas tentang matematika sebagai salah satu sarana kegiatan ilmiah.
5.      Peranan statistic sebagai sarana Ilmiah; Statistika merupakan sarana berpikir yang perlu untuk memproses pengetahuan secara ilmiah. Sebagai bagian dari perangkat metode ilmiah, statistika membantun kita untuk melakukan generalisasi dan menyimpulkan karakteristik satu kejadian secara lebih pasti dan bukan terjadi secara kebetulan.
6.      Peranan logika sebagai sarana Imiah; Logika adalah sarana untuk berpikir sistematis, valid dan dapat dipertanggungjawaban. Oleh karena itu, berpikir logis adalah berpikir sesuai dengan aturan-aturan berpikir, seperti setengah tidak boleh lebih besar dari pada satu.







 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar