Jumat, 24 Januari 2014

MAKALAH TEATER



SENI TEATER DAN PERANNYA DALAM MASYARAKAT


OLEH :
WILFEBRI OSWALDUS WIKO
                      N I M     : 1282041052
            
                          


PENDIDIKAN SENDRATASIK
FAKULTAS SENI DAN DESAIN
UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR
2012/2013   

KATA PENGANTAR

            Puji dan syukur penulis haturkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat dan rahmat-Nya saya dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik dan tepat pada waktunya. Tidak lupa juga saya mengucapkan terima kasih kepada dosen mata kuliah Bahasa Indonesia yang telah menugasi dan memotifasi saya untuk menyusun karya ilmiah (makalah) ini. Sehingga dapat mempermudah dalam mepelajari  seni teater dan perannya dala lingkup sosial dan masyarakat.
            Penulis membuat makalah ini karena dengan alasan kuat yaitu diantaranya; mempermudah mahasiswa atau siapa saja yang mau mempelajari seni teater. Selain itu,  para pembaca juga bisa mengetahui peran dari seni teater dalam kehidupan bermasyarakat.
            Makalah ini masi kurang sempurna sehingga penulis memerlukan penyempurnaan dan perbaikan. Ini diakibatkan adanya kendala yang dihadapi oleh oleh penulis pada saat menyusunnya. Karena itu kritik dan saran dari semua pihak sangat saya harapkan demi penyempurnaannya. Akhir kata saya ucapkan terima kasih dan selamat membaca!






Makassar, 12 April 2012

Wilfebri Oswaldus Wiko




DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL………………………………………………………………………….i
KATA PENGANTAR……………………………………………..………………………...ii
DAFTAR ISI………………………………………………...……………………………..iii
BAB  I            :PENDAHULUAN .........……………………………………………………………1
1.1  Latar Belakang Penulisan…………………………………………………………………1
1.2  Tujuan Penulisan…………………………………………………………………………1
1.3  Rumusan Masalah………………………………………………………………………..2
1.4  Sistematika Penulisan…………………………………………………………………….2

BAB    II : PEMBAHASAN………………………………………………………………….3
2.1 Seni teater..................................................................................................................3
            2.1.1 Pengertian teater ...................................................................................................3
            2.1.2 Sejarah perkembangan teater di Indonesia....…………………………………3
2.1.3        Unsur-unsur    teater   menurut urutannya....…… . ………………..............5
2.1.4        Bentuk Teater Indonesia berdasarkan            pendukungnya . . . . . . . . . . . . . . . . . .... 6
2.1.5        Teater sebagai seni kolektif. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .  . . . . . . . . . . .... . . . . . 7
2.1.6        Teater sebagai Imitasi Kehidupan......................................................................7
2.1.7        Peranan penyutradaraan dalam menciptakan struktur penyajian teater. .. . . .. .8
2.1.8        Persiapan Pementasan Teater.............................................................................8
2.1.9        Mementaskan Dramatisasi Puisi, Cerita atau Lakon Sederhana........................9
2.2      Peran seni teater dalam lingkup sosial masyarakat....................................................10

BAB III: PENUTUP……………………………………………………………….....…….12
3.1Kesimpulan………………………………………………………………………………12
3.2Saran……………..………………………………………………………………………..12


DAFTAR PUSTAKA

BAB   I
PENDAHULUAN
1.1  Latar Belakang
Indonesia adalah salah satu negara yang kaya dengan seni. Seni adalah salah satu unsur kebudayaan yang tumbuh dan berkembang sejajar dengan perkembangan manusia selaku penggubah dan penikmat seni. Kebudayaan adalah hasil pemikiran, karya dan segala aktivitas (bukan perbuatan), yang merefleksikan naluri secara murni. Seni memiliki nilai estetis (indah) yang disukai oleh manusia dan mengandung ide-ide yang dinyatakan dalam bentuk aktivitas atau rupa sebagai lambang. Dengan seni kita dapat memperoleh kenikmatan sebagai akibat dari refleksi perasaan terhadap stimulus yang kita terima. Kenikmatan seni bukanlah kenikmatan fisik lahiriah, melainkan kenikmatan batiniah yang muncul bila kita menangkap dan merasakan simbol-simbol estetika dari penggubah seni. Dalam hal ini seni memiliki nilai spiritual. Kedalaman dan kompleksitas seni menyebabkan para ahli membuat definisi seni untuk mempermudah pendekatan kita dalam memahami dan menilai seni. Konsep yang muncul bervariasi sesuai dengan latar belakang pemahaman, penghayatan, dan pandangan ahli tersebut terhadap seni.
 Salah satu seni yang kita perhatikan di sini adalah seni teater. Pertunjukkan teater tidak hanya untuk hiburan masyarakat penonton. Di balik itu, ada amanat yang ingin disampaikan kepada masyarakat tentang sesuatu yang berhubungan dengan kehidupan sosial masyarakat. Kehidupan yang dimaksud menyangkut seluruh perilaku sosial yang berlaku pada kelompok masyarakat tertentu. Misalnya, kehidupan moral, agama, kehidupan ekonomi, dan kehidupan politik.(http://.wikipedia.org.id, di unduh 17 April 2013)
 Sehingga untuk memahami lebih dalam lagi mengenai tetaer di makalah ini sengaja disusun dan di kemas dengan judul “Seni Teater dan perannya dalam Masyarakat”. Seperti apa pembahasannya, mari kita telusuri   pembahasan selanjutnya
1.2  Tujuan Penulisan
      Tujuan penulisan dari makalah ini adalah sebagai berikut;
*       Untuk mengetahui apa dan seperti apa itu seni teater.
*       Untuk dijadikan bahan pembelajaran.
*       Untuk memperoleh nilai dalam mata kuliah Bahasa Indonesia.

1.3  Rumusan Masalah
      Rumusan masalah dari makalah ini adalah sebagai berikut;
*       Apa itu teater?
*       Bagaimana sejarah teater?
*       Bagaimana peran teater dalam lingkup sosial masyarakat?

1.4 Sistematika Penulisan
     Sistematika dalam penulisan makalah ini terdiri dari tiga bab yaitu bab I yang berjudul Pendahuluan yang menjelaskan mulai dari latar belakang penulisan, tujuan penulisan, rumusan masalah, dan sistematika Penulisan. Kemudian bab II yang berjudul pembahasan, disini merupakan inti dari keseluruhan pembahasan. Keseluruhan pembahasan ditutup dengan bab III yang berjudul Penutup, yang mencantumkan kesimpulan dan saran.



















BAB II

PEMBAHASAAN
2.1       Seni teater
2.1.1 Pengertian         teater
                        Kegiatan berteater dalam kehidupan masyarakat dan budaya Indonesia bukan        merupakan sesuatu yang asing bahkan sudah menjadi bagian yang tidak terpisahkan,     kegiatan teater dapat kita lihat dalam peristiwa-peristiwa Ritual keagamaan,   tingkat- tingkat hidup, siklus hidup (kelahiran, pertumbuhan dan kematian)            juga             hiburan. Setiap daerah mempunyai keunikan dan kekhasan dalam tata cara             penyampaiannya. Untuk dapat mengapresiasi dengan baik mengenai seni teater          terutama teater yang ada di Indonesia sebelumnya kita harus memahami apa seni        teater itu ? bagaimana ciri khas teater yang berkembang di wilayah negara kita.
                        Arti luas
teater adalah segala tontonon yang dipertunjukan didepan orang   banyak, misalnya wayang golek, lenong, akrobat, debus, sulap, reog, band dan             sebagainya.
                        Arti sempit adalah kisah hidup dan kehidupan manusia yang diceritakanx   diatas pentas, disaksikan oleh orang banyak, dengan media : percakapan,gerak dan     laku dengan atau tanpa dekor, didasarkan pada naskah tertulis denga diiringi musik, nyanyian          dan      tarian.
                                Teater adalah salah satu bentuk kegiatan manusia yang secara sadar             menggunakan tubuhnya sebagai unsur utama untuk menyatakan dirinya yang            diwujudkan dalam suatu karya (seni pertunjukan) yang ditunjang dengan unsur gerak,            suara, bunyi dan rupa yang dijalin dalam cerita pergulatan tentang kehidupan             manusia.(w.w.w.geoogle.com,diunduh           17 april            2013)

2.1.2 Sejarah perkembangan teater di        Indonesia

                        Kata tater atau drama berasal dari bahasa Yunani ”theatrom” yang berarti             seeing Place (Inggris). Tontonan drama memang menonjolkan percakapan (dialog)          dan gerak-gerik para   pemain (aktif) di panggung. Percakapan dan gerak-gerik itu     memperagakan cerita yang tertulis dalam naskah. Dengan demikian, penonton dapat l         angsung mengikuti dan menikmati cerita tanpa harus membayangkan.
            Teater sebagai tontotan sudah ada sejak zaman dahulu. Bukti tertulis pengungkapan          bahwa teater sudah ada sejak abad kelima SM. Hal ini didasarkan temuan naskah            teater kuno      di Yunani. Penulisnya Aeschylus yang hidup antara tahun 525-456 SM. Isi lakonnya berupa persembahan untuk memohon kepada dewa-dewa.
            Lahirnya adalah bermula dari upacara keagamaan yang dilakukan para pemuka       agama, lambat laun upacara keagamaan ini berkembang, bukan hanya berupa      nyanyian, puji-pujian, melainkan juga doa dan cerita yang diucapkan dengan          lantang, selanjutnya upacara keagamaan lebih menonjolkan penceritaan.
            Sebenarnya istilah teater merujuk pada gedung pertunjukan, sedangkan istilah drama         merujuk pada pertunjukannya, namun kini kecenderungan orang untuk menyebut             pertunjukan     drama  dengan            istilah   teater.
            1.         Teater Tradisional
                        Kasim Achmad dalam bukunya Mengenal
Teater Tradisional di Indonesia (2006)             mengatakan, sejarah teater tradisional di Indonesia dimulai sejak sebelum Zaman   Hindu. Pada zaman itu, ada tanda-tanda bahwa unsur-unsur teater tradisional      banyak digunakan untuk mendukung upacara ritual. Teater tradisional         merupakan       bagian dari suatu upacara keagamaan ataupun upacara adat-istiadat dalam      tata cara           kehidupan masyarakat kita. Pada saat itu, yang disebut “teater”, sebenarn          ya        baru merupakan unsur-unsur teater, dan belum merupakan suatu bentuk kesatuan             teater yang utuh. Setelah melepaskan diri dari kaitan upacara, unsur-unsur teater    tersebut membentuk suatu seni pertunjukan yang lahir dari spontanitas rakyat dalam            masyarakat            lingkungannya.
            Proses terjadinya atau munculnya teater tradisional di Indonesia sangat bervariasi dari       satu daerah dengan daerah lainnya. Hal ini disebabkan oleh unsur-unsur pembentuk      teater tradisional itu berbedabeda, tergantung kondisi dan sikap budaya masyarakat,     sumber dan tata-cara   di mana teater             tradisional            lahir.
            Macam-macam teater tradisional Indonesia adalah :wayang kulit, wayang wong,    lenong,            randai, drama gong,   arja,ubrug,ketoprak,    dan      sebagainya.
            2. Teater Transisi      (Modern)
                       
Teater transisi adalah penamaan atas kelompok teater pada periode saat teater        tradisional mulai mengalami perubahan karena pengaruh budaya lain. Kelompok          teater yang masih tergolong kelompok teater tradisional dengan model garapan    memasukkan unsur-unsur teknik teater Barat, dinamakan teater bangsawan.        Perubahan tersebut terletak pada cerita yang sudah mulai ditulis, meskipun masih             dalam wujud cerita ringkas atau outline story (garis besar cerita per adegan). Cara penyajian cerita dengan menggunakan panggung dan dekorasi. Mulai            memperhitungkan teknik yang mendukung pertunjukan. Pada periode transisi inilah        teater tradisional berkenalan dengan teater non-tradisi. Selain pengaruh dari teater    bangsawan, teater tradisional berkenalan juga dengan teater Barat yang dipentaskan             oleh orang-orang Belanda di Indonesia sekitar tahun 1805 yang kemudian berkembang hingga di Betawi (Batavia) dan mengawali berdirinya gedung              Schouwburg    pada tahun      1821    (Sekarang Gedung Kesenian Jakarta).
            Perkenalan masyarakat Indonesia pada teater non-tradisi dimulai sejak Agust Mahieu        mendirikan Komedie Stamboel di Surabaya pada tahun 1891, yang pementasannya       secara teknik telah banyak mengikuti budaya dan teater Barat (Eropa), yang pada saat itu masih belum menggunakan naskah drama/lakon. Dilihat dari segi sastra, mulai    mengenal sastra lakon dengan diperkenalkannya lakon yang pertama yang ditulis oleh        orang Belanda F.Wiggers yang berjudul Lelakon Raden Beij Soerio Retno, pada     tahun 1901. Kemudian disusul oleh Lauw Giok Lan lewat Karina Adinda, Lelakon           Komedia Hindia Timoer (1913), dan lain-lainnya, yang menggunakan bahasa Melayu            Rendah.
            Setelah Komedie Stamboel didirikan muncul kelompok sandiwara seperti Sandiwara         Dardanella (The Malay Opera Dardanella) yang didirikan Willy Klimanoff alias A.       Pedro pada tanggal 21 Juni 1926. Kemudian lahirlah kelompok sandiwara lain, seperti Opera Stambul, Komidi Bangsawan, Indra Bangsawan, Sandiwara Orion, Opera         Abdoel Moeloek, Sandiwara Tjahaja Timoer, dan lain sebagainya. Pada masa teater   transisi belum muncul istilah teater. Yang ada adalah sandiwara. Karenanya           rombongan teater pada masa itu menggunakan nama sandiwara, sedangkan cerita        yang disajikan dinamakan drama. Sampai             pada    Zaman Jepang dan permulaan Zaman Kemerdekaan, istilah sandiwara masih sangat populer. Istilah teater bagi         masyarakat Indonesia baru dikenal setelah Zaman     Kemerdekaan.             (
http://desxripsi.blogspot.com/2012/10/SejarahSeniTheater.html#ixzz2QdJQjH9y, diunduh 17 April 2013)
2.1.3    Unsur-unsur  teater  menurut urutannya
*       Tubuh manusia sebagai unsur utama (Pemeran/ pelaku/ pemain/actor)
*       Gerak sebagai            unsur  penunjang (gerak         tubuh,gerak     suara,gerak      bunyi
dan gerak rupa)
*       Suara sebagai unsur penunjang (kata, dialog, ucapan pemeran)
*       Bunyi sebagai efek Penunjang (bunyi benda, efek dan musik)
*       Rupa sebagai unsur penunjang (cahaya, dekorasi, rias dan kostum)
Lakon sebagai            unsur penjalin (cerita, non     cerita, fiksi     dan      narasi)
Teater sebagai hasil karya (seni) merupakan satu kesatuan yang utuh antara manusia sebagai unsur utamanya dengan unsur -unsur penunjang dan penjalinnya. Dan dapat dikatakan bahwa teater merupakan perpaduan segala macam pernyataan seni.            (
http://desxripsi.blogspot.com/2012/10/UnsurTheater.html#ixzz2QdJQjH9y, diunduh 17 April 2013)

2.1.4         Bentuk Teater Indonesia berdasarkan       pendukungnya
            a. Teater rakyat yaitu teater yang didukung oleh masyarakat kalangan pedesaan ,   bentuk teater ini punya karakter bebas tidak terikat oleh kaidah-kaidah pertunjukan             yang kaku, sifat nya spontan,improvisasi. Contoh : lenong, ludruk, ketoprak dll.
            b. Teater Keraton yaitu Teater yang lahir dan berkembang dilingkungan keraton dan          kaum bangsawan. Pertunjukan dilaksanakan hanya untuk lingkungan terbatas dengan             tingkat artistik sangat tinggi,cerita berkisar pada kehidupan kaum bangsawan yang        dekat dengan dewa-dewa.      Contoh;teater  wayang
            c. Teater Urban atau kota-kota. Teater ini Masih membawa idiom bentuk rakyat dan          keraton teater jenis ini lahir dari kebutuhan yang timbul dengan tumbuhnya       kelompok-kelompok baru dalam masyarakat dan sebagai produk dari kebutuhan baru    sebagai            fenomena modern dalam seni            pertunjukan     di         Indonesia.
            d. Teater kontemporer,yaitu teater yang menampilkan peranan manusia bukan sebagai        tipe melainkan sebagai individu . dalam dirinya terkandung potensi yang besar untuk         tumbuh dengan kreatifitas yang tanpa batas. Pendukung teater ini masih sedikit yaitu          orang-orang yang menggeluti teater secara serius mengabdikan hidupnya pada teater dengan melakukan pencarian, eksperimen berbagai bentuk teater untuk mewujudkan             teater   Indonesia masa kini.
            Sebagian besar daerah di Indonesia mempunyai kegiatan berteater yang tumbuh dan             berkembang secara turun menurun. Kegiatan ini masih bertahan sesuai dengan        kebutuhan masyarakat yang erat hubungannya dengan budaya agraris (bertani)             yang tidak lepas dari unsur-unsur ritual kesuburan, siklus kehidupan maupun    hiburan. Misalnya : untuk memulai menanam padi harus diadakan upacara        khusus untuk meminta bantuan leluhur agar padi yang ditanam subur, berkah         dan terjaga dari berbagai gangguan. Juga ketika panen, sebagai ucapan terima kasih       maka dilaksanakan upacara panen. Juga peringatan tingkat-tingkat hidup seseorang       (kelahiran, khitanan, naik pangkat/ status dan kematian dll) selalu ditandai dengan       peristiwa-peristiwa teater dengan penampilan berupa tarian,nyanyian maupun cerita,           dengan            acara,   tatacara yang   unik dan          menarik.             (http://desxripsi.blogspot.com/2012/10/BentukseniTheater.html#ixzz2QdJQjH9y, diunduh 17 April 2013)

2.1.5 Teater sebagai seni kolektif
                        Teater merupakan seni yang cukup istimewa, dalam proses pembuatan karya pun sangat panjang dengan latihan (fisik/mental) serta melibatkan orang banyak atau    berbagai kelompok yang membutuhkan kerja sama sehingga mewujudkan suatu karya            yang maksimal. Adapun orang-orang yang terlibat langsung adalah actor/aktris,      sutradara, produser, manager, art director dan penata teknis. Teater merupakan karya          seni yang istimewa karena kisahnya yang menunjukan kehidupan didunia atau             masyarakat sehari-hari yang dapat dinikmati oleh media audio visual. Teater juga   karya seni gabungan dari berbagai seni, yaitu seni gerak atau peran, seni suara dan       seni      sastra.             (http://desxripsi.blogspot.com/2012/10/seniTheater.html#ixzz2QdJQjH9y, diunduh 17 April 2013)
2.1.6 Teater sebagai Imitasi Kehidupan
1. Ciri-ciri teater sebagai imitasi kehidupan
*       Plot atau alur cerita sebagai bentuk kehidupan manusia
*       Adanya suatu action sebagai pelukisan hidup manusia
*       Adanya hubungan bahasa pentas dan sastra
*       Pemeran (penokohan atau perwatakan)
*       Konflik manusia merupakan dasar lakon
*       Dialognya banyak berorientasi pada dialog hidup masyarakat
2. Ciri-ciri peran dramatis dalam pertunjukan teater
*       Peran merupakan kreasi yang dilakukan oleh actor atau aktris
*       Peran yang dibawakan bersifat alamiah dan wajar
Peran disesuaikan dengan tipe, gaya, jiwa dan tujuan dari pementasanny            (http://desxripsi.blogspot.com/2012/10/seniTheater.html#ixzz2QdJQjH9y, diunduh 17 April 2013)

2.1.7 Peranan penyutradaraan dalam menciptakan struktur penyajian teater
                        Sutradara yaitu orang yang mengoordinasikan segala anasir  Pementasan.    Sejak   latihan  dimulai sampai selesai. Maka dari itu sutradara harus menguasai segi            artistic             dan segi teknis pementasan. Adapun tugas dan peranan sutradara adalah :
*       Memilih pemain
*       Menjelaskan penafsiran lakon kepada pemain
*       Menyusun rencana pembiayaan
*        Mendiskusikan rancangan tata panggung, tata rias, dan tata cahaya
*       Menyusun program teaterikal
*       Melatih para pemain
*       Mewujudkan lakon di atas pentas
 Memberikan dorongan moral dan mengamati pertunjukan selama pertunjukan berlangsung            (http://desxripsi.blogspot.com/2012/10/seniTheater.html#ixzz2QdJQjH9y, diunduh 17 April 2013)

2.1.8 Persiapan Pementasan Teater
            1.      Pemilihan peran
            Aktor dan aktris merupakan tulang pementasan. Pemilihan actor atau aktris biasanya          disebut casting. Ada lima macam teknik casting yaitu:
*                    Casting by ability, yaitu pemilihan peran berdasar kecakapan atau kemahiran                      yang sama atau mendekati peran yang dibawakan
*                    Casting ti type, yaitu pemilihan peran berdasarkan atas kecocokan fisik       pemain
*                    Antitype casting, yaitu pemilihan peran bertentangan dengan watak dan ciri           fisik yang dibawakan (berlawanan dengan watak dan cirri fisiknya sendiri)
*                    Casting to emotional temperament, yaitu pemilihan pemeran berdasarkan    observasi kehidupan pribadi calon pemeran
*                    Therapeutic casting, yaitu pemilihan pemeran dengan maksud untuk            penyembuhan terhadap ketidakseimbangan psikologi dalam diri seseorang
2.      Mengadaptasikan karakter peran sesuai casting
            Berperan adalah menjadi orang lain sesuai dengan tuntutan lakon drama.                            Sejauh mana    keterampilan seseorang actor dalam berperan ditentukan oleh                       kemampuannya meninggalkan egonya sendiri dan memasuki serta                                        mengekspresikan tokoh lain yang       dibawakannya
            3. Hal yang harus diperhatikan oleh pemeran:
                                          a.       Kreasi yang dilakukan actor atau aktris
                                          b.      Peran yang dibawakan harus bersifat Alamiah dan wajar
                                          c.       Peran yang dibawakan harus disesuaikan dengan tipe, gaya, jiwa dan                                        tujuan dari pementasan.
                                          d.      Peran yang dibakan harus diosesauikan dengan periode tertentu dan watak                              yang     harus direpresentasikan.
            4. Menunjukan pola permainan (blocking)
                         Dalam seni peran setiap tokoh harus mampu memerintah badan, suara, emosi                                  dan semua situasi dramatic. Ia harus mampu membantu dan mengontrol            
                         Adapun contoh permainan (blocking) gerak-gerak pokok yang harus disiapkan                               oleh pemeran, yaitu:
                                     a.              Latihan tubuh
                                     b.             Latihan suara
                                     c.              Observasi dan imajinasi
                                     d.             Latihan konsentrasi
                                     e.              Latihan teknik
                                    Gerak tambahan yaitu gerakan yang dilakukan untuk melengkapi dan                                             menyempurnakan ekspresi dari drama.             (http://desxripsi.blogspot.com/2012/10/seniTheater.html#ixzz2QdJQjH9y, diunduh 17 April 2013)
2.1.9 Mementaskan Dramatisasi Puisi, Cerita atau Lakon Sederhana
       1)      Memerankan karakterisasi peran
Karakter berkaitan erat dengan penokohan dan perwatakan. Watak tokoh menjadi             nyata terbaca dalam dialog dan catatan samping.
Berdasarkan peranan terhadap jalan cerita, terdapat tokoh-tokoh sebagai berikut:
                 a.    Tokoh Protagonis, yaitu tokoh yang mendukung cerita.
                 b.    Tokoh Antagonis, yaitu tokoh penentang cerita.
                 c.    Tokoh tritagonis, yaitu tokoh pembantu (baik untuk protagonis maupun antagonis).

Berdasarkan peranannya dalam tokoh serta fungsinya, terdapat tokoh-tokoh sebagai          berikut:
                 a.    Tokoh sentral, yaitu tokoh yang paling menentukan gerakan lakon. Tokoh sentral           merupakan biang keladi pertikaian (protagonist dan antagonis).
                             b.    Tokoh utama, yaitu tokoh pendukung atau penentang tokoh sentral. Dapat juga            disebut perantara tokoh sentral (tritagonis).
                 c.    Tokoh pembantu, yaitu tokoh yang memegang peran pelengkap atau tambahan dari       mata rantai cerita.
     2). Mementaskan teater Nusantara
Pementasan teater merupakan kerja atau karya kolektif. Keberhasilan suatu             pementasan tidak hanya ditentukan oleh sutradara, tetapi juga melibatkan berbagai    unsur secara serentak dan kelompok yang mendukung pementasan.

Adapun orang-orang yang terlibat dalam pementasan:
                  a.       Aktor atau aktris sebagai tokoh yang memerankan langsung cerita.
                  b.      Sutradara, yaitu pekerja teater yang bertugas memimpin actor atau aktris dan    pekerja teknis dalam pementasan.
                  c.       Produser yang bertugas memberikan biaya pementasan
                  d.      Manager yang mengatur pelaksanaan pementasan.
                  e.       Penata pentas yaitu yang mengatur penghidupan peran di pentas, pengaturan    pentas seperti pengaturan pentas, dekorasi, Tata lampu (lighting), tata suara, dan          segala sesuatu yang berhubungan dengan teknis pentas
                  f.       Penata artistic, yaitu yang mengatur secara artistic hal-hal yang banyak berhubungan dengan pemenyasan secara langsung, seperti tata rias, tata busana, tata     musik dan efek suara.

Untuk mementaskan teater Nusantara, selain adanya kerja sama yang baik di segala           pihak, kita pun harus menentukan cerita apa yang akan dimainkan. Hal tersebut       berkaitan dengan cerita di Nusantara, misalnya Ande-ande Lumut, Si Kabayan,      Jaka Tarup, Bawang Merah Bawang Putih, terjadinya Gunung Tngkuban        Perahu,            Danau Toba.             (http://desxripsi.blogspot.com/2012/10/seniTheater.html#ixzz2QdJQjH9y, diunduh 17 April 2013)
2.2              Peran seni teater dalam lingkup sosial masyarakat
                Pertunjukkan teater rakyat tidak hanya untuk hiburan masyarakat penonton. Di balik itu, ada amanat yang ingin disampaikan kepada masyarakat tentang sesuatu yang berhubungan dengan kehidupan sosial masyarakat. Kehidupan yang dimaksud menyangkut seluruh perilaku sosial yang berlaku pada kelompok masyarakat tertentu. Misalnya, kehidupan moral, agama, kehidupan ekonomi, dan kehidupan politik.
Semua itu tercermin dalam bentuk garapan teaternya. Bentuk-bentuk garapan teater rakyat selalu dan merupakan cerminan kehidupan sosial. Apa yang diungkapkan dalam garapan teaternya adalah suasana hati, perasaan, dan nurani, serta keadaan jiwa. Oleh karena itu, teater merupakan media ungkap seniman teater sebagai wakil dari nurani masyarakat pendukungnya.
Berikut fungsi-fungsi teater dalam lingkup sosial masyarakat.
a. Teater berfungsi sebagai media untuk mengungkapkan ide-ide keindahan (presentasi estetis). Manusia bisa tersentuh oleh ungkapan-ungkapan seniman lewat media teater. Bagaimana indahnya hidup rukun dengan sesama dan bagaimana indahnya hidup berdampingan dengan alam. Kadang-kadang, ide-ide itu tidak semuanya menyenangkan penonton. Bisa saja penonton setelah melihat pertunjukkan teater merasa benci, marah, takut, haru, atau sedih. Semua perasaan itu luruh menjadi perasaan tunggal, yaitu indah (estetis). Menonton sebuah pertunjukkan teater adalah belajar menafsirkan ide-ide apa yang dikomunikasikan oleh seniman teater kepada khalayak. Oleh sebab itu, penonton dituntut untuk tidak hanya menggunakan emosinya dalam menyaksikan pertunjukkan, tetapi juga pikirannya agar bisa mengambil hikmah dari apa yang telah disaksikannya. Dalam sebuah pertunjukkan, selalu ada tema, isi, serta pesan yang ingin disampaikan kepada penonton. Menonton adlah proses belajar memahami gagasan atauide yang disampaikan oleh orang lain (seniman). Jika kamu tidak paham, pertunjukkan teater tersebut tiada bermanfaat. Oleh sebab itu untuk memahami sebuah pertunjukkan, kamu harus sering menonton pertunjukkan teater agar hati dan pikiranmu terasa menerjemahkan sebuah karya drama.
b. Teater berfungsi untuk alat propaganda, misalnya program-program pemerintah, propaganda politik, atau program-program yayasan tertentu yang berhubungan dengan jasa layanan masyarakat. Program-program pembangunan yang dicanangkan oleh pemerintah sering dititipkan pada pertunjukkan teater rakyat. Misalnya, menyosialisasikan program Keluarga Berencana (KB), sadar hukum, disiplin nasional, bebas narkoba, atau hidup sederhana.(http://.seniteater.co.id, diunduh 15 April 2013)



BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
                Teater adalah salah satu bentuk kegiatan manusia yang secara sadar menggunakan tubuhnya sebagai unsur utama untuk menyatakan dirinya yang diwujudkan dalam suatu karya (seni pertunjukan) yang ditunjang dengan unsur gerak, suara, bunyi dan rupa yang dijalin dalam cerita pergulatan tentang kehidupan             manusia. Proses terjadinya atau munculnya teater tradisional di Indonesia sangat bervariasi dari satu daerah dengan daerah lainnya. Hal ini disebabkan oleh unsur-unsur pembentuk teater tradisional itu berbedabeda, tergantung kondisi dan sikap budaya masyarakat, sumber dan tata-cara di mana teater      tradisional lahir. Tetaer juga dikenal dengan seni yang kolektif di mana dalam sebuah tetaer tidak terlepas dari yang namanya sutradara sebagai pengkordinasi pementasan. Sehingga menjadi seorang sutradara harus menguasai apa-apa yang harus di lakasanakan karena baik/tidaknya pementasan tergantung dari seorang sutradaranya. Sehingga dalam seni teater juga memiliki peran yang sangat penting dalam lingkup sosisal. Ini sudah jelas karena yang namanya seni pertunjukan pasti dipertunjukan di depan orang banyak dalam hal ini salah satu contohnya adalah masyarakat. Seni teater bisa dijadikan media penyampaian segala bentuk rasa atau argumen yang berkaitan dengan kehidupan sosial.
3.2 Saran
            Makalah ini merupakan bagian dari media pembelajaran, maka dengan itu kepada semua pihak bisa menggali ilmunya (khususnya ilmu tentan seni teater) dengan mendalami isi makalah ini. Khususnya kepada kaum muda agar seni teater tidak hilang begitu saja tetapi bisa diwariskan kepada segenap penerus bangsa sehingga negara Indonesia bisa disebut sebagai salah satu negara yang hebat dalam dunia seni.
.









DAFTAR PUSTAKA

            diunduh 17 April 2013)
(http://.seniteater.co.id, diunduh 15 April 2013)

(http://.wikipedia.org.id, di unduh 17 April 2013)

1 komentar:

  1. Assalaamu 'alaikum. Kenalkan, saya Trimo, tinggal di Klaten, Jawa Tengah. Saya mengelola sanggar, yang di dalamnya juga berusaha untuk mamasarakatkan seni peran. Tolong sekali saya dibantu. Websetnya juga sudah ada, yaitu : www.sanggarannahel.com. Terima kasih banyak sebelumnya

    BalasHapus